Pendekatan
Behavioral pada Pembelajaran
Pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai
pengaruh permanen atas perilaku, pemgetahuan, dan keterampilan berpikir, yang
diperoleh melalui pengalaman. Pembelajaran melibatkan perilaku akademik dan
non-akademik. Pembelajaran berlangsung di sekolah dan di mana saja di seputar
dunia anak.
Pendekatan Untuk pembelajaran
Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan
bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan
dengan proses mental (pikiran, perasaan, dan motif yang tak dapat diobservasi
oleh orang lain).
1.
Pengkondisian klasik, adalah tipe pembelajaran dimana
suatu organisasi belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Tokoh dalam pengkondisian klasik ini adalah
Ivan Pavlov. Untuk memahami teori pengkondisian klasik Pavlov, kita harus
memahami dua tipe stimuli dan dua tipe respons yaitu; Unconditioned Stimulus
(US) Adalah sebuah stimulus
yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran terlebih
dahulu. Unconditioned Response (UR) Adalah response yang tidak dipelajari yang
secara otomatis dihasilkan oleh US. Conditioned Stimulus (CS) Adalah stimulus yang sebelumnya netral yang
akhirnya menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan dengan US. Conditioned Response (CR) Adalah response yang dipelajari, yakni
response terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi
pasangan US-CS. Pengkondisian klasik
dapat berupa pengalaman negative dan positif dalam diri anak di kelas. Di
antara hal-hal disekolah anak yang menghasilkan kesenangan karena telah
dikondisikan secara klasik adalah lagu favorit, perasaan bahwa kelas adalah
tempat yang aman dan menyenangkan, dan kehangatan dan perhatian guru.
Generalisasi,
Diskriminasi, dan Pelayan
Generalisasi dalam
pengkondisian klasik adalah tendensi dari stimulus baru yang sama dengan conditioned
stimulusyang asli untuk menghasilkan respons yang sama. Contohnya, murid
dimarahi karena ujian biologinya buruk,. Saat murid itu mulai bersiap untuk
ujian kimia, dia juga menjadi gugup karena dua mata pelajaran itu saling
berkaitan. Jadi, murid itu menggeneralisasikan satu ujian mata pelajaran dengan
mata pelajaran lainnya.
Diskriminasi dalam
pengkondisian klasik terjadi ketika organism merespons stimulu tertentu tetapi
tidak merespons stimuli lainnya. Contohnya, murid yang mengikuti ujian di
kelas, dia begitu gugup saat menempuh ujian pelajaran bahasa inggris atau
sejarah karena dua mata pelajaran itu jauh berbeda dengan pelajaran kimia dan
biologi.
Pelenyapa (extinction) dalam
pengkondisian klasik adalah pelemahan conditioned response (CR) karena tidak
adanya unconditioned stimulus (US).
Desensitisasi
Sistematis
Desensitasi Sistematis
(systematic desensitization) adalah sebuah metode yang didasarkan pada
pengkondisian klasik yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dengan cara
membuat inddividu mengasosiasikan relaksasi dengan visualisasi situasi yang
menimbulkan kecemasan. Tujuan dari desensitasi sistematis adalah membuat murid
tersebut mengasosiasikan bicara di depan public dengan relaksasi, bukan
kecemasan. Dengan menggunakan visualisasi yang berkali-kali, murid yang gugup
saat akan berbicara di depan orang banyak, bisa melatih desensitasi sistematis
selama dua minggu sebelum bicara, kemudian seminggu sebelum bicara, lalu empat
hari sebelum bicara, pagi hari sebelum maju bicara, saat masuk ke ruang tempat
dia akan berbicara di depan punlik, saat berjalan ke podium, dan saat
berbicara.
2.
Pengkondisian Operan
Pengkondisian
Operan adalah sebuah bentuk pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari
perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. Pengkondisian
operan juga dinamakan “Pengkondisian Instrumental”.Tokoh utama dalam
pengkondisian operan adalah B.F. Skinner, yang pandangannya didasarkan pada
pandangan E.L Thorndike.
Hukum Efek Thorndike
Hukum efek (law
effect) Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil
positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negative akan di
perlemah. Menurut Thorndike, asosiasi S-R yang tepat akan diperkuat, dan
asosiasi yang tidak tepat akan diperlemah, karena konsekuensi dari tindakan
organisme.
Pengkondisian Operan
Skinner
Pengkondisian operan
Skinner, dimana konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam
probabilitas perilaku itu akan terjadi, merupakan inti dari behaviorisme
Skinner. Konsekuensi-imnalan atau hukuman-bersifat sementara (kontingen) pada
perilaku organisme.
Penguatan dan hukuman
· Penguatan
(imbalan) (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas
bahwa suatu perilaku akan terjadi.
- Penguatan
positif : frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus
yang mendukung (rewarding)
- Penguatan
negatif : frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan
penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan)
· Hukuman
(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
0 komentar:
Posting Komentar